Analisis Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom Ditinjau dari Kemampuan Kognitif

 


NAMA: PUTRI ANGGRAINI  WALAHE

NIM: 811421193

KELAS: C

JURUSAN: KESEHATAN MASYRAKAT

TUGAS: PROMKES


Analisis Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom Ditinjau dari Kemampuan Kognitif

 

Pemahaman konsep dalam matematika merupakan salah satu langkah utama siswa dalam menerima dan memahami materi-materi selanjutnya (Fitrah, 2017). Konsep dalam matematika diungkapkan dalam bentuk definisi (Bahar, Rahman, & Minggi, 2012). Pada kenyataannya penguasaan konsep matematika siswa sekolah menengah masih lemah, mereka kurang memiliki kemampuan pemahaman yang baik terhadap konsep dasar matematika (Rohaeti, 2012) (Yunita, 2014). Permasalahan tersebut juga dialami oleh siswa SMPN 2 Wungu kelas VIII, hal itu dibuktikan dengan: (1) siswa sulit menjelaskan kembali materi pertemuan sebelumnya, (2) jika guru memberikan soal yang sedikit berbeda dengan contoh, siswa sukar mengerjakan soal tersebut, (3) sebagian besar siswa tidak bisa menafsirkan suatu masalah bahasan matematika ketika mengerjakan soal latihan. Berdasarkan realita tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan dari belajar atau proses pembelajaran matematika belum tercapai dengan baik.

Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh guru, salah satunya adalah dengan Taksonomi Bloom (Juhanda, 2014) (Gunawan & Palupi, 2017. Taksonomi Bloom yang baru terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan (Ardiani, Guna, & Novitasari, 2013). Dalam dimensi tersebut diantaranya terdapat proses memahami, menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi yang merupakan tahapan dalam pemahaman konsep.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMPN 2 Wungu kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika terletak pada pemahaman konsep dalam memecahkan masalah aljabar. Sebagian besar siswa menganggap bahwa konsep aljabar merupakan konsep yang rumit. Hal tersebut berdampak pada kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan aljabar, diantaranya dalam hal: mengidentifikasi informasi yang diketahui dan yang ditanyakan, memanipulasi aljabar, melakukan operasi aljabar, membuat kesimpulan, serta memperbaiki kesalahan yang dilakukan (Haryati, Suyitno, & Junaedi, 2015). Pemecahan mempunyai interpretasi yang berbeda, misalnya menyelesaikan soal cerita yang tidak rutin dan meng- aplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari (Ristiana, Rati, & Yuanita, 2015).

Banyak penelitian yang melihat proses penyelesaian masalah matematika siswa berdasarkan beberapa hal, diantaranya gender (Fuad, 2016), kemampuan matematika (Andhani, 2016), gaya kognitif (Santia, 2015), dan lain-lain. Penelitian ini akan melihat pemahaman konsep siswa dalam menyelesaikan masalah berdasarkan kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif berhubungan dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan, pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan untuk dapat memecahkan masalah (Hidayat & Maulidiyah, 2017). Kemampuan kognitif masing-masing individu pastilah berbeda, kemampuan siswa dalam memahami konsep matematikapun juga beraneka ragam (Rosa, 2017), sehingga pada penelitian ini akan dianalisis pemahaman konsep siswa dalam menyelesaikan masalah aljabar ditinjau dari kemampuan kognitif.

Metode

          Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Arifin (2012) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi. Subjek pada penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Wungu dengan kemampuan kognitif tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Kategori kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah ditentukan dengan menggunakan penelitian acuan patokan (PAP).

Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian sudah jelas, maka dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi, tes, dan wawancara (Sugiyono, 2008). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun Teknik pengujian keabsahan data menggunakan triagulasi waktu, yaitu dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari hasil tes dan wawancara pada waktu yang berbeda terhadap subyek yang sama sampai mendapatkan data jenuh. Sedangkan analisis data yang digunakan yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing? verifying).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Teori Taksonomi Bloom Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Pengendalian Lingkungan yang Sehat

APLIKASI TEORI HBM (HEALTH BELIEF MODEL) DALAM KASUS PENYADARAN AKAN PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

DIFUSI INOVASI KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM JAMBAN ARUM (ANTAR KE RUMAH)