APLIKASI THEORY OF PLANNED BEHAVIOR DALAM MEMBANGKITKAN NIAT PASIEN UNTUK MELAKUKAN OPERASI KATARAK
Nama : Try Nurlailla Mamonto
Nim : 811421081
Kelas : C KESEHATAN MASYARAKAT
Matkul :
PROMOSI KESEHATAN
APLIKASI
THEORY OF PLANNED BEHAVIOR DALAM MEMBANGKITKAN NIAT PASIEN UNTUK
MELAKUKAN OPERASI KATARAK
Seluruh
pasien yang terdiagnosa katarak dianjurkan untuk melakukan operasi katarak.
Berdasarkan data dari Unit Rawat Jalan Klinik Mata Mojoagung dari bulan Januari
2013 sampai dengan bulan Desember 2014, jumlah pasien rawat jalan yang
terdiagnosa katarak rata-rata tiap bulan sebanyak 130 pasien. Pasien yang
melakukan operasi katarak di Klinik Mata Mojoagung rata-rata tiap bulannya
hanya sebesar 49,3%, dan yang tidak melakukan operasi katarak sebesar 50,7%. 33
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 5 Nomor 1 Januari-Juni 2017
Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah tingginya jumlah pasien
katarak yang tidak melakukan operasi katarak di Klinik Mata Mojoagung rata-rata
sebesar 50,7% dari bulan Januari 2013 – Desember 2014. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menjelaskan aplikasi Theory of Planned Behavior yang
berpengaruh dalam membangkitkan niat pasien untuk melakukan operasi katarak.
Hasil
analisis regresi linier berganda menunjukan bahwa aplikasi Theory of Planned
Behavior yang meliputi sikap terhadap perilaku, norma subyektif dan persepsi
pengendalian diri berpengaruh signifikan terhadap niat untuk melakukan operasi
katarak. Sikap terhadap perilaku memiliki pengaruh yang paling besar dalam
membangkitkan niat melakukan operasi katarak. Hal ini mengindikasikan bahwa
Semakin besar rasa ingin sembuh maka semakin meningkat pula niat untuk
melakukan operasi katarak. Semakin memiliki penilaian yang positif terhadap
kegagalan dari operasi katarak maka semakin meningkat pula niat untuk melakukan
operasi katarak. Persepsi pengendalian diri adalah urutan kedua yang
berpengaruh dalam membangkitkan niat melakukan operasi katarak. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan dalam mengendalikan diri untuk
sembuh maka semakin meningkat pula niat untuk melakukan operasi katarak. Semakin
besar persepsi pengendalian diri makan semakin berniat untuk melakukan operasi
katarak. Norma subyektif merupakan urutan ketiga yang berpengaruh dalam
membangkitkan niat untuk melakukan operasi katarak. Semakin besar motivasi
responden untuk mengikuti keinginan atau saran dari orang-orang terdekatnya
maka akan semakin besar pula niatnya untuk melakukan operasi katarak. Variabel
norma subyektif merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling kecil
dibandingkan dengan variabel lainnya, hal ini dimungkinkan karena tidak
sepenuhnya keyakinan yang dimiliki individu terhadap saran dari orang yang
dianggapnya penting, motivasi untuk mematuhi yang dimiliki tidak terlalu besar
sehingga pengaruhnya untuk memunculkan niat tidak terlalu besar. Berdasarkan
hasil penelitian ini diharapkan Klinik Mata Mojoagung dapat menciptakan nilai
positif, keyakinan dan nilai subyektif sesuai dengan yang diinginkan oleh
pasien, misalnya dengan meningkatkan mutu pelayanan, menambah nilai positif
yang dimiliki seperti memiliki dokter spesialis mata yang professional dengan
kompetensi ketrampilan dapat melakukan operasi katarak dengan metode
Phacoemulsificstion yang hanya membutuhkan waktu rata-rata 10 sampai 15 menit.
40 Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 5 Nomor 1 Januari-Juni 2017
Menambah keyakinan pasien dapat dilakukan dengan cara meminimalkan tingkat
kegagalan dalam melakukan tindakan operasi katarak. Hal ini dapat dikemas dalam
suatu promosi mengenai keunggulan Klinik Mata Mojoagung sehingga dapat
meningkatkan niat pasien untuk melakukan operasi katarak.
Komentar
Posting Komentar