PENTINGNYA PLANNED BEHAVIOR (PT) PADA PELAYANAN KESEHATAN
Nama: RAPLIN ABAS
Nim : 811421172
Jurusan : C_Kesehatan masyarakat
Tugas : Promosi Kesehatan
Pentingnya Planned Behavior (PT) pada Pelayanan Kesehatan
A. Theory
planned Behavior
Teori ini memiliki fondasi terhadap perspektif
kepercayaan yang mampu mempengaruhi
seseorang untuk melaksanakan tingkah laku yang spesifik. Perspektif kepercayaan dilaksanakan melalui penggabungan
beraneka ragamkarakteristik, kualitas dan atribut atas informasi tertentu yang
kemudian membentuk kehendak dalam bertingkah
laku (Yuliana, 2004). Intensi (niat) merupakan
keputusan dalam berperilaku melalui cara yang dikehendaki atau stimulus untuk melaksanakan perbuatan, baik secara sadar
maupun tidak (Corsini, 2002).
Intensi inilah yang merupakan awal terbentuknya
perilaku seseorang. Teori planned behavior cocok digunakan untuk mendeskripsikan
perilaku apapun yang memerlukan perencanaan (Ajzen, 1991). Planned behavior
theory adalah peningkatan dari reasoned action theory. Reasoned action theory memiliki bukti-bukti ilmiah bahwa
niat untuk melaksanakan perbuatan tertentu diakibatkan oleh dua alasan, yaitu
norma subjektif dan sikap terhadap perilaku (Fishbein dan Ajzen, 1975).
Beberapa tahun kemudian, Ajzen (1988)
menambahkan satu faktor yaitu kontrol perilaku persepsian individu atau perceived behavioral control.
Keberadaan faktor tersebut mengubah reasoned
action theory menjadi Planned behavior theory.
Pandangan tentang suatu perilaku dipengaruhi oleh
keyakinan (behavioral
beliefs) sebagai akibat dari tingkah laku yang
dilakukan. Keyakinan individu
meliputi beliefs strength dan outcome evaluation.
Pandangan atas perilaku
diyakini mempunyai dampak langsung terhadap kehendak
untuk berperilaku yang kemudian diafiliasikan
dengan kontrol perilaku persepsian dan norma subjektif (Ajzen, 1991). Pandangan
tentang suatu perilaku dipengaruhi oleh keyakinan (behavioural beliefs) sebagai akibat dari tingkah laku yang dilakukan.
Keyakinan individu meliputi beliefs strength
dan outcome evaluation. Pandangan atas perilaku diyakini mempunyai dampak langsung terhadap kehendak untuk
berperilaku yang kemudian diafiliasikan dengan
kontrol perilaku persepsian dan norma subjektif (Ajzen, 1991).
B.
PELAYANAN KESEHATAN
Puskesmas Dan Rumah sakit merupakan
unit pelayanan kesehatan terdepan dengan misi sebagai pusat pengembangan
pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah tertentu.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek;
promotif (upaya peningkatan, preventif (upaya pencegahan), kuratif (upaya
penyembuhan), dan rehabilitative (upaya pemulihan). Keempat aspek ini harus
berjalan secara bersama-sama tidak boleh ada yang terabaikan.
Tersedianya sarana
pelayanan kesehatan puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di
Indonesia memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan kesehatan di negara
ini. Pembangunan kesehatan dalam mencapai derajad kesehatan yang optimal
sehingga dapat terwujud keadaan sehat, maka peran puskesmas perlu ditingkatkan
guna memantapkan dan mengembangkan sistem pelayanan kesehatan. Demi terwujudnya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, maka pemerintah telah
menetapkan bahwa pelayanan kesehatan harus ditingkatkan mutunya, seperti yang
tertuang dalam misi pembangunan kesehatan poin ke tiga yakni memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu , merata, dan terjangkau. Dengan
demikian, seluruh elemen yang terkait dengan pelaksanaan pelayanan kesehatan
harus melakukan upaya-upaya peningkatan mutu pelayanan.
ini menjadi pertanyaan
bagaimanakah dengan sarana pelayanan kesehatan di seketiar kita .?
Di beberapa daerah
Seringkali kita jumpai banyak terdapat perbedaan antara harapan pasien dengan
yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan . Sebagaimana dari hasil
penelitian yang menunjukkan kurangnya tingkat kepuasan pasien terlebih lagi
dari Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS), yang mutunya belum dapat
memperoleh hasil yang optimal. Mengapa
hal tersebut bisa terjadi?,,
Ada
beberapa factor yang menjadikan masyarakat susah untuk dapat merasakan
layananan kesehatan, bisa kita lihat dari aspek : ekonomi, teknologi,
geografis, dan social. Dari fenomena tersebut ada beberapa akses yang menarik
untuk di bahas. Salah satunya dari aspek sosial.
Mengapa harus aspek
social?,, ya karena materi ini hanya di khususkan untuk membahas dari segi
personalitas atau tindakan terencana petugas untuk melayani para pasien Secara
professional. Bisa dilihat secara social
masyarakat di berbagai tempat masih
merasakan adanya hambatan psikologi saat berinteraksi dengan tenaga kesehatan.
hal ini mungkin masi terabaikan tetapi dampaknya sangat besar bahkan bisa dapat
membahayakan nyawa pasien. Ada baiknya jika pelayanan dapat
menerapkan planned behavior dengan efektif kemungkinan besar dapat mengubah
presepsi masyarakat dan ini akan membangun kinerja yang lebih optimal dalam
memberikan jasa pelayanan.
Di harapkan kepada petugas
harus lebih memperhatikan hal yang di anggap kecil karena bisa saja hal kecil
inilah yang menjadi faktor kurangnya pelayanan yang di berikan oleh setiap
pelayanan yang ada di tiap tempat. perspektif masyarakat tentang pelayanan kesehatan
sudah bukan hanya mencakup tentang fisik saja tetapi melainkan dari segi aspek
social juga patut di perhatikan.
Komentar
Posting Komentar